‘MA Goes To Campus’ Tahun ke 5 di Banjarmasin Dikuti Ratusan Mahasiswa dari Lintas Kampus
Jakarta – Jangan ragu untuk bermimpi besar, tapi iringi dengan integritas, kedisiplinan, dan kepedulian sosial. Dunia hukum tidak hanya menuntut kepintaran, tetapi juga keberanian moral dan keteguhan prinsip.
Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala Biro (Karo) Hukum dan Humas Mahkamah Agung (MA) Sobandi, saat membuka acara MA Goes to Campus (MAGTC), di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), pada Rabu (11/6).
Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan akses seluas-luasnya kepada para mahasiswa sebagai agen perubahan untuk mengenal lebih dekat lembaga peradilan, fungsi-fungsinya, serta tantangan yang dihadapi dalam menegakkan hukum di Indonesia.
“Melalui kegiatan ini saya ingin menitip pesan kepada adik-adik, bahwa menjadi mahasiswa bukan hanya soal hadir di kelas dan menyelesaikan tugas. Jadilah mahasiswa yang aktif, kritis, dan visioner,” tegas Sobandi, dilansir portal resmi mahkamahagung.go.id, Rabu (11/6).
Lebih lanjut Karo Hukum dan Humas MA tersebut menyatakan rasa bahagia dan terhormat bisa berdiri di tengah-tengah para mahasiswa serta seluruh peserta yang hadir di acara MAGTC.
“Saya percaya dari Banjarmasin akan lahir generasi penerus bangsa yang andal baik itu sebagai hakim maupun profesi lain,” pungkasnya.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Humas dan Sistem Informasi ULM Yusuf Azis, dalam sambutannya mewakili Rektor ULM menyampaikan kebanggaan atas terpilihnya ULM sebagai tuan rumah kegiatan nasional tersebut.
“Kami sangat senang dan merasa terhormat karena Universitas Lambung Mangkurat terpilih menjadi lokasi penyelenggaraan kegiatan ini. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan ilmu, wawasan, dan pengalaman berharga bagi para mahasiswa,” ucapnya.
Acara ini diikuti oleh mahasiswa dari lima perguruan tinggi di Banjarmasin, yaitu Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Sari Mulia, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sultan Adam, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari, dan Universitas Islam Negeri Antasari.
Kehadiran peserta lintas kampus menandakan tingginya minat generasi muda terhadap isu-isu hukum dan peradilan.
Salah satu sesi yang paling menarik perhatian adalah paparan dari dua narasumber utama MA yaitu Riki Perdana R Waruwu dan Lucia Ridayanti, yang merupakan Hakim Yustisial Biro Hukum dan Humas MA.
Keduanya membawakan materi seputar dunia kehakiman, mulai dari proses seleksi menjadi hakim, integritas sebagai kunci utama profesi, hingga berbagai tantangan yang dihadapi di lapangan.
Mereka juga memaparkan secara terbuka mengenai sistem rekrutmen, jenjang karier, hingga informasi mengenai take-home pay yang menjadi salah satu hal yang banyak ditanyakan oleh mahasiswa.
Para peserta diberi kesempatan untuk berdialog dan bertanya langsung, menciptakan suasana yang interaktif dan edukatif.
Pemutaran film ‘Titik Balik’
Tak hanya sesi diskusi, kegiatan MAGTC juga menghadirkan pemutaran film inspiratif berjudul ‘Titik Balik’.
Film ini mengisahkan sosok Firza, seorang hakim dalam menjalani tugasnya sebagai pengadil dan tantangannya dalam menjaga integritas.
Melalui film tersebut, mahasiswa diajak menyelami sisi emosional dan tanggung jawab besar yang melekat dalam profesi hakim.
Tahun kelima
Program MAGTC yang kini memasuki tahun kelima, diharapkan menjadi wadah edukatif untuk membangun pemahaman profesi hakim yang lebih mendalam di kalangan mahasiswa.
Kegiatan yang diikuti oleh ratusan mahasiswa ini bertujuan memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai peran MA serta memperkenalkan profesi hakim secara lebih dekat dan menyeluruh.
Diharapkan program MAGTC tidak hanya memberi manfaat bagi mahasiswa, tetapi juga turut mendorong minat para mahasiswa untuk menjadi hakim di Indonesia. (Mh/Foto: Ist./Humas)
Discover more from RestorasiNews.com
Subscribe to get the latest posts sent to your email.
